Tongtol berupa sebuah tongkat yang di ujungnya ada sebuah tempat untuk menjepitkan kartu uang elektronik yang akan digunakan. Tempo menemukan sedikitnya ada empat alasan mengapa Tongtol bakal laris manis di pasar Indonesia. - PT BESTPROFIT
Pertama, Pemerintah bakal menerbitkan aturan untuk mewujudkan pembayaran non tunai 100 persen di jalan tol. Targetnya, kebijakan itu efektif pada 31 Oktober mendatang.
PT Jasa Marga Tbk. (Persero) memastikan mengubah sistem transaksi tunai menjadi non tunai pada seluruh gerbang jalan tol pada 12 September 2017. Penerapan pembayaran non tunai tersebut mulai diterapkan di Jalan Tol Dalam Kota Ruas Cawang-Tomang-Pluit dan Prof. Ir. Dr. Soedijatmo.
Juru Bicara Jasa Marga, Dwimawan Heru, berujar pembayaran non tunai bisa mempersingkat waktu transaksi pengguna jalan karena lebih mudah dan praktis. Bahkan dibandingkan dengan transaksi manual, penggunaan uang eletronik ini akan memangkas separuh waktu transaksi lebih cepat. "Kami mengimbau pengguna jalan untuk segera beralih menggunakan uang elektronik dalam bertransaksi di gerbang tol," ujarnya, Jumat pekan lalu, 8 September 2017. - BESTPROFIT
Kedua, mesin pembayaran jalan tol yang tidak mengakomodasi seluruh bentuk mobil, sehingga pengguna kadang sulit menjangkau alat tap. Dengan bantuan Tongtol, pengemudi tinggal membuka jendelanya, serta menjulurkan Tongtol ke mesin tap. Sehingga, tidak perlu mengeluarkan tangannya dari dalam mobil.
Dewi Martini, seorang dokter, merasa terbantu dengan adanya perangkat Tongtol. Pasalnya, menurut dia, dengan menggunakan alat itu, pengemudi bisa lebih mudah menggapai mesin pembayaran.
"Untuk saya, wanita dengan tangan tidak terlalu panjang, sangat bermanfaat. Karena saat masuk GTO (gerbang tol otomatis jadi tidak perlu terlalu mepet ke mesinnya untuk menempelkan kartu e-toll," ujarnya kepada Tempo, Selasa malam, 12 September 2017. - BEST PROFIT
Ketiga, harga dan bentuknya bervariasi. Dewi, sebelum mengenal Tongtol sebetulnya sudah memodifikasi raket pembasmi nyamuk non elektronik sejak awal Mei 2017. Dengan hanya merogok kocek Rp 6.700, dia memodifikasi raket tersebut menjadi alat pembantu menge-tap E-Toll card. Berbeda dengan Tongtol, raket ini memiliki panjang yang tetap.
Belakangan, Dewi berujar ditawari Tongtol dengan fitur yang lebih kompleks seharga Rp 22.500. "Ada per-nya, dan bisa disesuaikan panjangnya sehingga lebih lentur saat menempel," kata dia.
Berdasarkan pantauan Tempo di sejumlah toko online, Tongtol ditawarkan dengan harga yang bervariasi mulai sekitar Rp 15 ribu hingga mencapai di atas Rp 100 ribu rupiah per buah. Yang paling murah, bentuknya sederhana dan berbahan dasar plastik.
Semakin mahal, tongtol yang ditawarkan pun akan memiliki fitur yang lebih kaya, misalnya berbahan logam ringan dan bisa diatur ukuran panjang-pendeknya. Adapun ukuran panjang yang lazim ditawarkan sekitar 70 sentimeter.
Keempat, mudah dibeli di pasaran. Tongtol sebagai penunjang penggunaan E-Toll card kini telah beredar luas baik di gerai fisik maupun gerai digital. Paling mudah, calon pembeli bisa mengunjungi gerai digital seperti Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Shopee, maupun gerai lainnya, dan mengetik kata kunci yakni "Tongtol" atau "Tongcard". Calon pembeli bakal langsung disuguhi Tongtol dengan varian harga dan jenis oleh para pelapak.
0 komentar:
Posting Komentar