PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN
BEST PROFIT BANJARMASIN - JAKARTA. Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang membaik di bulan Februari ternyata tak berpengaruh negatif pada pergerakan harga emas. Logam mulia itu justru berhasil kembali menguat setelah sempat jatuh di bawah level support US$ 1.200 per ons troi. Rupanya rencana kenaikan suku bunga The Fed pekan ini masih menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (10/3), harga emas kontrak pengiriman April 2017 di Commodity Exchange terkoreksi 0,15% ke level US$ 1.201,40 per ons troi. Meski masih di bawah tekanan, tetapi harganya relatif membaik pasca data ketenagakerjaan dirilis. Sebelumnya sekitar pukul 14.07 WIB, emas sempat jatuh hingga level US$ 1.197,10 per ons troi.
Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures melihat pelemahan yang sempat terjadi pada awal sesi memang didukung oleh sentimen negatif jelang rilis data ketenagakerjaan AS. Apalagi pada Rabu (8/3) sebelumnya Automatic Data Processing (ADP) melaporkan penambahan jumlah tenaga kerja sektor swasta di bulan Februari telah mencapai 298.000 orang. Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed terangkat hingga mencapai 90%. “Angka yang cukup tinggi tersebut semakin memberikan sinyal bisa saja dalam pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pekan ini ada potensi The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuan,” paparnya Minggu
.
Menurutnya investor yang semua berburu emas sebagai aset save haven akhirnya beralih membeli euro. Pamor mata uang kawasan Uni Eropa itu langsung melejit pasca Gubernur European Central Bank Mario Draghi memberikan gambaran positif akan perbaikan ekonomi. Tingkat suku bunga yang dipertahankan seolah mengesampingkan tekanan politik yang belakangan melanda benua biru itu. - BEST PROFIT BANJARMASIN
Namun tanpa diduga pasca data ketenagakerjaan AS dirilis ternyata hal itu urung memberikan sentimen negatif pada pergerakan harga. Membaiknya data ketenagakerjaan justru membuat emas malah berbalik menguat melampaui level US$ 1.200 per ons troi.
Sepertinya ini terjadi karena indeks dollar yang mengalami koreksi 0,59% ke level 101,25. Perbaikan data ketenagakerjaan sepertinya diabaikan dan pasar lebih fokus menanti kepastian besaran kenaikan suku bunga The Fed. “Kenaikan ini hanya spekulasi. Awal pekan ini emas berpotensi kuat terkoreksi lagi,” ujarnya. - kontanBEST PROFIT BANJARMASIN
0 komentar:
Posting Komentar