Jumat, 19 Oktober 2018

Masih Dibayangi The Fed, Rupiah Melemah Tipis Dekati Rp15.200


PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN


PT BESTPROFIT FUTURES - Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.195 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Jumat (19/10), melemah tipis dibanding sesi perdagangan Kamis (18/10) sore yang berada di level Rp15.194.

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah dari dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,26 persen, peso Filipina minus 0,14 persen, yen Jepang minus 0,1 persen, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, dan dolar Hong Kog minus 0,01 persen. Hanya dolar Singapura dan baht Thailand yang menguat dari dolar AS, masing-masing 0,09 persen dan 0,07 persen. - PT BEST PROFIT

Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru bersandar di zona hijau. Dolar Kanada menguat 0,11 persen, dolar Australia 0,06 persen, euro Eropa 0,05 persen, dan poundsterling Inggris 0,04 persen. Sementara rubel Rusia stagnan dan franc Swiss melemah 0,12 persen dari dolar AS.
Lihat juga: Rupiah dan Mata Uang Asia Lemas 'Dihantam' The Fed

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada hari ini karena masih ada bayang-bayang tekanan dari bank sentral AS, The Federal Reserve. - PT BESTPROFIT

Di risalah rapat mereka, The Fed memastikan akan tetap agresif (hawkish) dalam mengelola sektor moneter dengan kembali mengerek tingkat bunga acuan pada Desember mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk melanjutkan normalisasi secara bertahap yang telah dilakukan sejak akhir tahun lalu. - BEST PROFIT

"Meski di dalam negeri terdapat sentimen positif, namun tidak cukup kuat untuk mengangkat laju rupiah. Hal ini membuat rupiah rapuh, seiring dengan potensi dolar AS yang kembali menguat," jelas Reza, Jumat. - BESTPROFIT

Sementara sentimen positif dari dalam negeri yang dimaksud, realisasi penerimaan pajak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Pemerintah mengklaim penerimaan pajak mencapai Rp900,86 triliun atau sekitar 63,26 persen dari target.

Sumber : CNBC Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar