Sabtu, 11 Agustus 2018

Terseret Lira Turki, Rupiah Anjlok ke Rp14.602 per Dolar AS


PT BESTPROFIT FUTURES BANJARMASIN


PT BESTPROFIT FUTURES - Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp14.439 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot hari ini, Senin (13/8). Posisi ini memguat 39 poin atau 0,26 persen dari penutupan akhir pekan kemarin, Jumat (10/8) di Rp14.478 per dolar AS. - PT BESTPROFIT

Namun, kurang dari sejam dibuka, rupiah langsung anjlok ke Rp14.602 per dolar AS pada pukul 09.00 WIB.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang negara di kawasan Asia turut melemah, seperti won Korea Selatan minus 0,22 persen, dolar Singapura minus ,019 persen, peso Filipina minus 0,13 persen, ringgit Malaysia minus 0,12 persen, dan baht Thailand minus 0,11 persen. - PT BEST PROFIT

Hanya yen Jepang yang menguat 0,35 persen, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Begitu pula dengan mata uang negara maju, mayoritas melemah dari dolar AS. Rubel Rusia melemah 1,21 persen, dolar Australia minus 0,33 persen, euro Eropa minus 0,33 persen, dolar Kanada minus 0,13 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,13 persen. - PT BESTPROFIT

Namun, franc Swiss berhasil menguat 0,07 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan pergerakan rupiah hari ini akan kembali tertekan, seiring minimnya sentimen positif dari luar maupun dalam negeri.

Dari luar negeri, sentimen pelemahan rupiah datang dari penguatan dolar AS yang cukup tinggi akibat tertekannya lira Turki. Tekanan utang terhadap Eropa membuat mata uang Turki melemah cukup dalam dan mempengaruhi euro Eropa, sehingga dolar AS cenderung menguat. - PT BESTPROFIT

"Pelaku pasar akhirnya kembali melakukan aksi lepas posisi pada rupiah dan beralih pada dolar AS," katanya.

Sementara dalam negeri, sentimen pelemahan rupiah datang dari rilis data defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) yang berada di ambang batas 3,0 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2018. Meski secara semester I 2018, CAD masih sekitar 2,6 persen dari PDB.

Sumber : cnnindonesia

0 komentar:

Posting Komentar